Minggu, Juni 12, 2011

KAMU TERMASUK PEMBURU, PETANI, BOSS (INDUSTRIALISASI) ATAU MASA KINI?


Indonesia merupakan negara tercinta yang terombang-ambing dengan trendsetter dari para pemain ekonomi dan peradaban kelas dunia. Indonesia yang merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang begitu melimpah belum dapat dikelola dengan sempurna  oleh bangsanya sendiri. Indonesia, yang merupakan wilayah paling strategis di dunia, dengan salah satu tambang emas terbesar, juga masih menyisakan tanda tanya, kemana alam ini berbagi. Semua masih dipertanyakan, apakah kita terlalu bodoh, atau orang asing yang terlalu pintar? (faktanya ada banyak yang meraih gelar s3, s2 dan s1)
            Ada sebuah buku yang baru saja saya baca, berjudul “The 8th Habit” karya Stephen R. Covey yang menjadi perenungan saya tentang negara dan bangsa yang tercinta ini. Meski bukan tanah air (salah seorang guru saya bilang bahwa tanah air tumpah darahku artinya tanah kelahiran, dan saya tidakdilahirkan di negara sendiri_T) tapi saya terlalu amat sangat mencintai negara ini.
            Dalam buku The 8th Habit dipaparkan bahwa sekarang telah masuk era-informasi, di mana semua dimensi ruang dan waktu dapat dijelajahi melalui media yang disebut internet, sebuah media yang sangat efektif dewasa ini untuk berkelana, meski maya. Sedangkan banyak orang – orang terutama yang jaya di masa industri masih terlena dengan kekuasaan yang mana menganggap orang = barang. Dan terjadilah pembunuhan karakter serta kreatifitas umat manusia yang sangat berharga itu.
            Kembali ke Indonesia, kalau saya teliti lebih jauh, masyarakat Indonesia memiliki lapisan di semua era (pemburu, petani, industri dan informasi). Ini saya dapat dari data bahwa masih banyak suku-suku pedalaman yang masih berburu untuk memenuhi kebutuhan pokok, dan masih banyak yang bermental petani, di mana banyak anak banyak rezeki dengan mengandalkan luas tanah yang dimiliki dan penguasa industri yang sikut sana sikut sini yang penting gw happy dan para intelek masa kini yang mengerti informatika. Masalahnya, apakah semuanya bekerjasama dengan baik?
            Kenyataannya, kekayaan keragaman di Indonesia yang memang patut diancungi jempol ini–Indonesia memiliki lebih dari 300 suku, lebih dari 100 bahasa daerah dan dialek, dan berbagai macam budaya yang begitu kaya–masih diabaikan oleh berbagai pihak. Yang amat disayangkan adalah, kita masih belum dewasa dalam menghargai dan menampung kekayaan tersebut. Kita masih disibukkan dengan mengabdikan diri kepada peradaban bangsa “ASING” yang memiliki langkah begitu cepat dalam membentuk peradaban baru. Sedangkan kita hanya melongo dan berusaha mengejar, ironisnya ikut - ikutan.
            Sekarang, saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, dan marilah kita sama-sama introspeksi diri. Saya akui bahwa saya termasuk orang yang pemalas untuk bahkan bertindak dalam hal kecil yang masih bisa saya lakukan. Dan saya akan terus berdo’a kepada ALLAH agar dihindari dari rasa malas tersebut (AMIN!).
            Back to topic, mari kita lihat diri kita masing-masing. Apakah kita sudah memberikan sesuatu untuk negeri ini?  Pola pikir yang bagaimana yang kita anut? Pemburu; lebih dikenal bahwa asal kenyang, hidup nyaman. Tidak terlalu menginginkan integrasi dalam kehidupan. Petani; menginginkan modal berupa sumberdaya alam yang melimpah, yang harus dibagi rata dengan jumlah orang yang ada. Industri; membutuhkan banyak sumberdaya manusia yang mau mengikuti sistem kita yang secara tidak langsung = budak. Dan menghasilkan begitu banyak produk seragam. Dari sistem industrialisasi inilah timbul banyak sekali kemalasan dari orang – orang yang penurut dan senang mengikuti peraturan. Menghambat perkembangan kecerdasan manusia hingga masuk era informasi yang begitu luas dan bebas dalam berekspresi. Orang – orang yang termasuk era-informasi sangat mengandalkan kreatifitas dan inovatif dari buah pemikiran yang ada. Mereka tidak terikat ruang karena media komunikasi telah menyatukan dimensi tersebut.
            Mohon maaf sebelumnya kalau saya agak berbelit-belit, karena yang ingin saya tekankan adalah, mau jadi orang di era apapun itu, yang terbaik adalah yang berserah diri kepada Tuhannya yang mana tidak haus akan harta yang berlebihan, tidak haus akan kepuasan dunia, dan kekuasaan yang fana. Semoga ALLAH memberi hidayah-Nya kepada kita semua. Amin!
            Dan untuk mengecek termasuk golongan mana kita, mari kita baca buku 8th Habit ini. Semoga bisa menambah wawasan dan kedewasaan kita dalam menghadapi persoalan yang sedang membumi(tren kali ya?! =P )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejak Untuk Sang Pemimpi